SUSU KAMBING UNTUK POSITIF CORONA
by indrihr • 20/10/2020 • PETERNAKAN • 0 Comments
Saya seorang peternak kambing biasa, bukan kambing perah. Benarkah susu kambing bermanfaat untuk memperkuat daya tahan tubuh? Bagaimanakah prospek bisnisnya? Apakah semua jenis kambing bisa diperah susunya? (Andika, Bandung).
Sdr. Andika, daya tahan tubuh seseorang ditentukan oleh banyak faktor. Faktor psikis juga sangat menentukan daya tahan tubuh seseorang. Makanan dan minuman juga salah satu faktor penentu. Jadi tidak benar apabila orang minum susu, terutama susu kambing, lalu otomatis daya tahan tubuh meningkat. Kecuali susu kolostrum, susu yang keluar tiga hari pertama setelah sapi atau kambing melahirkan, itu memang mengandung antibodi dan hanya sedikit lemak. Bagi mereka yang sedang dalam proses penyembuhan dari penyakit, kolostrum kambing paling tepat untuk dikonsumsi.
Mereka yang dinyatakan positif corona, bisa mengonsumsi susu kambing, secara rutin. Dalam kondisi yang sudah serius, bisa dicoba kolostrumnya. Kolostrum kambing lebih enak dikonsumsi karena berwarna putih seperti susu biasa. Beda dengan kolostrum sapi, juga manusia, yang berwarna kekuningan. Harga kolostrum memang lumayan tinggi. Di Tokopedia susu kambing kolostrum bobot 100 gram ditawarkan Rp 100.000. Berarti per kilogram Rp 1 juta. Susu kambing biasa hanya Rp 91.500 dalam kemasan bobot 1,645 kilogram. Di tingkat peternak, harga susu kambing biasa hanya Rp 15.000 per liter.
Cara mengonsumsi susu kambing beda dengan susu sapi. Susu sapi segar harus direbus dengan api kecil sambil terus diaduk agar tidak “pecah”. Perebusan selama 5 menit hingga mencapai panas 75 derajat Celcius, bukan sampai mendidih. Tujuan perebusan agar bakteri patogen dalam susu mati, tetapi kasein (protein utama susu) tidak rusak. Susu kambing bukan direbus tetapi dibekukan dalam freezer. Kalau mau diminum, susu beku itu dibiarkan di ruang terbuka sampai mencair, baru diminum. Kalau direbus seperti susu sapi, aroma kambingnya malah akan muncul cukup tajam. Tanpa direbus aromanya aroma susu biasa.
Prospek bisnis susu kambing, sangat bergantung ke kemampuan memasarkannya. Lain dengan susu sapi, yang bisa diserap oleh koperasi, untuk dipasok ke industri susu. Tanpa kemampuan memasarkan susu segar, beternak kambing perah akan kesulitan untuk bisa survive. Untuk memulai peternakan kambing perah, cara paling aman dengan menginduk ke peternak yang sudah sukses. Kita mencontoh cara mereka beternak, membeli bibit kambing dari mereka, dan memasarkan produk susu yang kita hasilkan ke mereka. Biasanya mereka akan senang karena model seperti ini juga akan menguntungkan mereka.
Para peternak kambing perah yang telah sukses, umumnya terbuka. Tidak ada hal yang mereka sembunyikan. Mereka juga wellcome terhadap para pendatang baru. Ini agak lain dengan para pelaku bisnis porang/iles-iles yang sebagian besar tertutup, dan di antara para pelaku saling menjegal bahkan “membunuh”. Keterbukaan para peternak kambing perah ini juga terkait dengan pemasaran akan kambing betina maupun jantan. Kalau kambing ini dipasarkan sebagai pedaging untuk dipotong, harganya rendah. Kalau dipasarkan sebagai bibit kambing perah, harga bisa tinggi.
Tidak semua kambing bisa dibudidayakan untuk diperah, dan menghasilkan secara ekonomis. Para peternak kambing perah di Indonesia, umumnya membudidayakan kambing Peranakan Ettawa (PE). Ettawa berasal dari kata Etawah sebuah Distrik di negara bagian Uttar Pradesh, India Utara. Di India sendiri nama kambing Ettawa tak dikenal. Di sana kambing Ettawa disebut Jamnapari atau Jamunapari, berasal dari nama Sungai Yamuna, anak Sungai Gangga yang membelah negara bagian Uttar Pradesh. Kambing Jamnapari tak hanya terdapat di negara bagian Uttar Pradesh, tetapi di seluruh India, Pakistan dan Bangladesh.
Di Indonesia kambing Jamnapari disebut Ettawa, karena tahun 1953, pemerintah mendatangkan kambing Jamnapari dari Distrik Etawah, untuk memurnikan kambing Jamnapari di Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Sampai sekarang Kaligesing dikenal sebagai sentra kambing PE kualitas terbaik di Indonesia. Selain kambing PE, ada juga peternak yang memelihara kambing Saanen dari Swiss. Informasi lengkap tentang jenis kambing bisa dilihat antara lain di https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_goat_breeds.
Di Google juga sudah banyak bisa kita jumpai peternak kambing perah, lengkap dengan alamat dan nomor kontaknya. Idealnya, lokasi budidaya kambing perah berada di elevasi menengah sampai tinggi (400 sampai 1000 meter dpl) agar diperolah hasil optimum. Pakan kambing juga beda dengan pakan sapi dan domba. Kambing lebih banyak makan daun-daunan, dari semak, perdu dan pohon. Sedangkan sapi dan domba lebih banyak mengonsumsi rumput. Ketersediaan pakan juga menjadi salah satu penentu sukses beternak kambing perah. # # #
Artikel pernah dimuat di Kontan Pagi
Foto F. Rahardi