• JERUK PAHIT KEPROK DAN MANIS

    by  • 03/04/2023 • Buah, Sayur, Tanaman Hias, PERTANIAN • 0 Comments

    Dulu hanya jeruk pahit, bitter orange yang bernama botani Citrus × aurantium. Jeruk keprok punya dua nama botani yang accepted. Citrus nobilis dan Citrus reticulata. Dua jenis jeruk ini dibedakan dengan jeruk manis, Citrus x sinensis.

    Pada awal dekade 2000, aspek botani jeruk keprok dan manis diteliti ulang. Ada 21 penelitian ulang dan hasilnya, jeruk keprok dan jeruk manis sebenarnya bukan spesies dan hibrida alam tersendiri; melainkan sama dengan jeruk pahit, Citrus × aurantium. Maka sejak 2013 nama botani Citrus nobilis, Citrus reticulata dan Citrus x sinensis yang sebelumnya berstatus accepted, manjadi hanya sinonim dari Citrus x aurantium. Penelitian aspek botani pada awal dekade 2000 lebih akurat karena menggunakan teknologi DNA, dengan menghitung dan mencocokkan jumlah kromosom masing-masing jenis jeruk.

    Nama botani jeruk pahit Citrus × aurantium diberikan oleh Carl Linnaeus pada tahun 1753. Jeruk pahit merupakan silangan alam antara jeruk bali (jeruk besar, pomelo), Citrus maxima endemik Indochina; dengan Citrus daoxianensis, salah satu spesies jeruk endemik China. Kapan silangan alam antar dua spesies jeruk ini terjadi, tak diketahui dengan pasti. Persilangan alam antara Citrus maxima dengan Citrus daoxianensis dimungkinkan karena adanya persentuhan habitat dua spesies ini di perbatasan Vietnam dengan China. Di lokasi itulah terjadi persilangan dua spesies ini secara alami.

    Dari perbatasan Vietnam dengan China, jeruk pahit segera menyebar ke seluruh China, Korea, Jepang, Asia Tenggara, Asia Selatan dan pantai Timur Afrika; tetapi tak merambah kawasan Timur Tengah. Di kawasan tadilah jeruk pahit dibudidayakan untuk dimanfaatkan buah dan bunganya. Buah jeruk pahit sebenarnya tidak benar-benar pahit, melainkan masam. Sedemikian masamnya hingga disebut pahit. Daging buah jeruk pahit sering digunakan untuk terapi diet dalam upaya menurunkan berat badan. Kulit buah dan bunganya didestilasi untuk diambil minyak asirinya.

    Di Marketplace Indonesia, harga minyak asiri jeruk pahit kemasan 10 ml. antara Rp 140.000 sampai Rp 165.000. Dalam promosi, disebutkan bahwa minyak asiri jeruk pahit berkhasiat untuk mengatasi demam, flu, radang mulut, gangguan pencernaan dan untuk mengatasi stress. Selain dioleskan, minyak asiri jeruk pahit juga digunakan sebagai aromaterapi. Sedangkan minyak asiri dari bunga jeruk pahit lebih banyak digunakan sebagai bahan parfum. Harga parfum bunga jeruk pahit kemasan 30 ml. Rp 22.500 menandakan sudah banyak campuran eternya, atau menggunakan bahan sintetis.

    Keprok Siam dan Manis

    Sekarang yang mendominasi pasar jeruk di Indonesia bukan keprok mandarin seperti sebelum dekade 1970, melainkan keprok siam. Keprok dataran tinggi yang terdiri dari keprok gayo (Aceh), keprok kacang (Sumbar), keprok garut (Jabar), keprok grabag dan tawangmangu (Jateng), keprok punten (Jatim), keprok tejakula (Bali), keprok soe (NTT) dan keprok selayar (Sulsel); telah hancur akibat penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration). Sejak itu keprok siam berkembang menggantikan keprok mandarin. Kelebihan keprok siam, sudah bisa berbuah pada umur 2 tahun setelah tanam. Keprok mandarin baru mulai berbuah pada umur 4 tahun.

    Siam pontianak yang berkulit tipis berwarna hijau kekuningan, daging buah kemerahan dan manis, tampil sebagai pengganti keprok mandarin yang paling populer. Kultivar ini pernah mendominasi pasar jeruk Indonesia. Karena masalah tataniaga, ada campur tangan pemerintah/pebisnis Jakarta; petani marah dan membabat pohon jeruk mereka, atau membiarkannya tanpa perawatan dan pemupukan hingga tanaman merana dan mati. Jeruk siam pontianak pun punah. Tetapi bersamaan dengan itu, berkembanglah jeruk siam dataran tinggi yang berkulit tebal, berwarna kuning cerah.

    Masyarakat mengira ini kultivar keprok yang pernah berjaya dulu, padahal bukan. Jeruk siam dataran tinggi itu dikenal sebagai jeruk medan. Padahal jenis jeruk ini dibudidayakan di mana-mana termasuk di dataran tinggi di Jawa. Karakter kultivar siam berkulit tipis, warna kehijauan; apabila dibudidayakan di dataran rendah. Karakter ini akan berubah ketika siam dibudidayakan di dataran tinggi. Kulit akan menjadi tebal, warna kuning cerah. Rasa manis keprok siam tetap sama apakah dibudidayakan di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Bedanya, segmen daging buah siam dataran tinggi mudah dipisah-pisahkan.

    Sedemikian populernya keprok siam hingga Bunzō Hayata (1874 –1934) seorang ahli botani Jepang, memberi nama keprok siam Citrus suhuensis. Meskipun ada sekelompok ilmuwan yang mengakuinya, tetapi sebagian besar menolak. Mereka yang menolak ini menempatkan nama Citrus suhuensis hanya sebagai sinonim dari Citrus reticulata. Dan kemudian pada 2013 Citrus reticulata pun juga hanya diakui sebagai sinonim dari Citrus x aurantium. Dengan demikian, jeruk konsumsi yang dibudidayakan dan dipasarkan di Indonesia, masih satu spesies dengan jeruk pahit, Citrus x aurantium.

    Jeruk manis alias jeruk baby, atau jeruk peras; kadang salah kaprah disebut Sunkist. Padahal Sunkist itu merek dagang. Nama Inggrisnya orange, atau sweet orange; nama botaninya Citrus x sinensis, karena dianggap hibrida alam antara jeruk bali (jeruk besar, pomello), Citrus maxima; dengan jeruk keprok Citrus reticulata. Tahun 2013, hasil uji kromosom menunjukkan bahwa jeruk manis sama dengan jeruk keprok, masih satu spesies dengan jeruk pahit, bitter orange, Citrus x aurantium. # # #

    Artikel pernah dimuat di Tabloid Kontan
    Foto F. Rahardi

    About

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *