• POTENSI BISNIS AYAM KAMPUNG

    by  • 18/07/2023 • PETERNAKAN • 0 Comments

    Dekade 1980 pernah ada permintaan ayam kampung hidup dari Taiwan dan Jepang. Kita tak mampu memenuhinya, karena kebutuhan dalam negeri pun sampai sekarang masih belum bisa terlayani secara seimbang. Permintaan masih lebih besar dari pasokan.

    Yang disebut ayam kampung adalah galur murni ayam tipe pedaging lokal, bukan hibrida dengan ayam pelung, ayam bangkok (aduan) atau broiller. Ras apa pun tak jadi masalah. Syarat lainnya, tidak diberi pakan pabrik, dan dipelihara dengan cara diumbar. Misalnya di perkebunan karet, teh, kopi dll. Ayam kampung memang menyimpan paradoks. Ketika diupayakan percepatan pertumbuhannya, sifat-sifat positif daging ayam kampung ikut berkurang sampai hilang. Jadinya semi ayam broiller atau malah 100% broiller. Pedagang ayam tahu mana ayam kampung asli, mana yang semi dan mana yang mendekati broiller.

    Para pedagang masih mentolerir pakan pabrik (pur) untuk anak ayam sampai umur 2 bulan. Setelah itu harus diberi pakan dedak, gabah, jagung, ampas tahu dan protein hewani. Sampai dengan umur 4 bulan ayam boleh ditaruh di kandang ren (terbuka), setelah itu harus 100% diumbar. Hanya pada malam hari mereka masuk kandang untuk tidur. Breeding menggunakan mesin tetas tak dipermasalahkan oleh pedagang. Sebab dengan penetasan alami oleh induk ayam, mustahil diperoleh DOC (day old chick) secara massal. Demikian pula dengan induk buatan berupa ruang berpemanas atau kotak tidur.

    Satu peternakan ayam kampung modern, dibagi menjadi tiga: 1 unit induk dan penetasan; 2 unit starter; 3 unit grower (umbaran). Unit induk dan penetasan terdiri dari satu jantan dengan maksimal 6 induk betina (babon), yang ditaruh dalam satu kandang ren. Jadi kalau ada 50 babon, diperlukan paling sedikit 8 jago dengan 8 unit kandang ren (umbaran) bersekat paranet dan kandang untuk tidur dan bertelur. Satu induk betina ayam kampung, dalam satu tahun akan menghasilkan 100 – 150 butir telur per tahun tanpa mengerami telur dan mengasuh anak. Dengan mengerami dan mengasuh anak setahun hanya akan menghasilkan telur 40 butir.

    Banyak sedikitnya telur ayam kampung ditentukan oleh faktor genetik ayam dan kualitas pakan, terutama asupan protein hewani dan nabati. Apabila ayam lebih banyak mendapat asupan pakan berupa karbohidrat, badan akan gemuk berlemak tetapi telur sedikit. Dalam meramu pakan ayam kampung faktor ketersediaan bahan pakan di lokasi setempat sangat penting. Terutama pakan protein hewani dan nabati. Sekitar 80% biaya produksi peternakan ayam kampung dialokasikan untuk pakan. Penghematan pakan akan sangat menentukan tinggi rendahnya marjin yang akan diperoleh dari bisnis peternakan ayam kampung.

    Jenis Pakan

    Para pedagang mentolerir pur untuk pakan starter (sampai umur dua bulan). Selanjutnya secara bertahap pakan diganti gabah, jagung, singkong, dedak, ampas tahu atau bahan pakan lain yang tersedia di kawasan tersebut. Apabila ayam sudah diberi gabah atau jagung pipilan, protein nabatinya sudah tercukupi. Tidak perlu diberi tambahan dedak dan ampas tahu. Singkong mentah utuh diberikan pada siang hari agar ayam ada aktivitas mematok-matok. Protein hewani paling murah dan mudah berupa ikan asin tembang. Kisaran harganya antara Rp 20.000 sampai Rp 40.000 per kilogram. Ikan asin ini perlu direndam air semalaman untuk menghilangkan garamnya.

    Setelah itu baru ikan asin direbus atau digoreng menggunakan minyak bekas sampai hancur. Untuk 30 ekor ayam dewasa cukup diberikan satu sendok sayur (irus) hancuran ikan asin ini dicampurkan ke pakan lainnya. Untuk ayam kecil bisa diberikan rebon tawar yang dicampurkan ke pakan. Harga rebon tawar Rp 80.000 per kilogram. Untuk 10 ekor anak ayam diberikan satu sendok makan rebon tawar dicampur irisan kangkung, air dan dedak pada siang hari. Hijauan mutlak diberikan untuk ayam yang masih berada dalam kandang. Setelah diumbar, ayam bisa memperoleh hijauan dari tempat umbaran.

    Alternatif bahan pakan sumber protein hewani bisa dicari yang terdapat melimpah di sekitar areal peternakan. Misalnya siput, bekicot, rayap, pupa ulat sutera dll. Demi efisiensi bahan pakan sumber protein hewani, banyak peternak ayam kampung menggunakan kepala teri jengki, yang harganya hanya Rp 2.500 per kilogram. Hasilnya tak sebagus menggunakan ikan asin tembang maupun rebon tawar. Tetapi produktivitas telur maupun cepatnya pertumbuhan, masih lebih baik ketika ayam diberi kepala teri jengki. Pemberian kepala teri jengki tetap harus lewat perendaman untuk menghilangkan garam.

    Karena dedak menjadi alternatif pakan paling populer harganya kadang melambung hampir sama dengan beras. Pemalsuan dedak marak. Paling banyak, dedak dicampur dengan sekam atau serbuk gergaji yang digiling. Ayam tak mau makan. Dedak asli memang juga tercampur hancuran sekam. Tetapi sebagian besar berupa kulit ari beras, lembaga, dengan menir halus. Menir itu beras remuk. Ketika dedak sulit didapat, lebih baik ayam diberi gabah. Jadinya lucu. Harga dedak halus Rp 6.000 per kilogram, sama dengan harga gabah kering giling. Lebih baik ayam diberi pakan gabah kering giling.

    Pasar ayam kampung umumnya mengharapkan jantan remaja, bobot antara 6 – 8 ons dan jantan dewasa bobot di atas 1 kilogram. Dengan pakan tradisional, bobot itu baru bisa dicapai pada umur 6 – 8 bulan dan lebih dari 1 tahun. Pasar lebih senang ayam jantan. Bagi peternak yang betina juga lebih baik diternakkan untuk menghasilkan telur tetas. Apabila populasi ayam dewasa sudah lebih dari 50 ekor, sebaiknya disiapkan kolam untuk diisi ikan cere, nila, gabus dan belut. Telur yang tak menetas dan ayam mati, dibakar/rebus lalu dimasukkan ke kolam. Ini cara untuk mengatasi limbah peternakan ayam. # # #

    Artikel pernah dimuat di Tabloid Kontan
    Foto F. Rahardi

    About

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *