• BUAH BINTARO BISA UNTUK MENGUSIR TIKUS?

    by  • 23/08/2023 • Buah, Sayur, Tanaman Hias, PERTANIAN • 0 Comments

    Saya pernah mendengar informasi bahwa buah bintaro bisa untuk mengusir tikus. Benarkah ada buah bernama bintaro? Setahu saya Bintaro itu nama kompleks perumahan di Jakarta Selatan. (Ananda, Bekasi).

    Sdr. Ananda, memang benar ada tumbuhan bernama bintaro, sea mango, Cerbera manghas, suku kamboja-kambojaan, Apocynaceae. Kompleks perumahan di Jakarta Selatan, disebut Bintaro karena terletak di Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Konon di Kelurahan Bintaro dulunya banyak tumbuh perdu bintaro. Bintaro merupakan tumbuhan pantai bersama dengan keben, ketapang dan nyamplung yang juga digunakan sebagai tanaman peneduh jalan/taman kota.

    Beda dengan keben, ketapang dan nyamplung yang merupakan pohon besar, bintaro hanya berupa perdu setinggi 12 meter. Habitat asli bintaro terentang dari pantai timur Afrika, Madagaskar, pulau-pulau di Samudera Hindia, Asia Selatan, Asia Tenggara (termasuk Indonesia), Asia Timur dan Australia. Sebaran habitat asli bintaro cukup luas karena bijinya terlindung dalam sabut (gabus) yang kedap air laut. Buah bintaro bisa terapung-apung di laut selama berbulan-bulan tanpa rusak. Setelah terdampar di pantai, bijinya akan segera tumbuh.

    Bintaro banyak digunakan sebagai pohon peneduh jalan dan elemen taman karena bentuk tajuk, daun, bunga serta buahnya cukup menarik. Bunga bintaro kecil-kecil berbentuk bintang berwarna putih terkumpul dalam malai. Buah bintaro berukuran sebesar apel berbentuk bulat sampai lonjong. Di pantai selatan Ujung Kulon saya pernah ketemu buah bintaro sebesar kelapa. Kulit buah muda berwarna hijau, dan berubah menjadi merah maroon setelah tua. Meskipun warnanya menarik, monyet, babi hutan dan hewan lain tak ada yang memakannya.

    Daun dan buah bintaro mengandung racun glikosida cerberin, yang bisa menghentikan detak jantung hanya dalam hitungan menit. Zaman dulu getah bintaro dioleskan di ujung anak panah dan sumpit untuk berburu maupun dalam peperangan. Nama genus Cerbera berasal dari nama hewan mitologi Yunani berupa anjing berkepala tiga. Di Sri Lanka dan India biji bintaro digunakan untuk membunuh maupun bunuh diri. Efektivitas dan efisiensi biji bintaro untuk membunuh/bunuh diri, sama dengan biji ginje, yellow oleander, Cascabela thevetia.

    Genus Cerbera terdiri dari enam spesies. Cerbera dumicola dengan habitat Auatralia; Cerbera floribunda dengan habitat Sulawesi, Maluku, Papua, Australia dan Pasifik Selatan; Cerbera inflata dengan habitat Papua, Kep. Bismark dan Australia; Cerbera laeta dengan habitat Papua; Cerbera manghas dengan habitat dari pantai timur Afika sampai Australia; Cerbera odollam dengan habitat India, Asia Tenggara (kecuali Papua) dan Australia. Habitat Cerbera manghas memang paling luas dibanding lima spesies lain.

    Sdr. Ananda, kembali ke pertanyaan Anda tentang manfaat buah bintaro untuk mengusir tikus. Di marketplace Indonesia memang banyak ditawarkan buah bintaro atau simpalak untuk mengusir tikus. Harganya bervariasi antara Rp 1.000 per butir sampai Rp 10.000 per kilogram. Relatif murah dibanding manfaat yang ditawarkan si penjual. Tetapi benarkah buah bintaro bisa mengusir tikus? Di alam, buah bintaro yang berjatuhan memang tak menarik perhatian babi hutan dan tikus. Yang di pohon juga tak menarik perhatian monyet dan tupai.

    Satwa liar itu tahu buah bintaro beracun dari indera penciuman mereka yang sangat tajam. Tetapi mereka cukup tak menyentuh buah itu, bukan takut apa lagi ketakutan. Sebab bagian yang paling beracun itu biji yang terlindung oleh sabut/gabus sangat tebal dan kuat. Jadi, ketika tempat yang sering didatangi tikus diberi buah bintaro, tak akan ada efek apa pun. Tikus tetap berdatangan dan makan makanan yang tersedia dan tak beracun. Buah bintaronya dibiarkan tak disentuh, cukup mereka lewati.

    Tak pernah jelas kapan, di mana dan siapa yang pertamakali melontarkan informasi bahwa buah bintaro efektif mengusir tikus. Tikus rumah dan tikus sawah, hanya bisa dibasmi dengan cara konvensional. Dengan diracun, dipasangi perangkap termasuk perangkap lem, ditembak pakai senapan angin, di asap dan dengan musuh alaminya (ular piton, burung hantu). Berbagai cara itu haruslah rutin dilakukan dalam periode tertentu tanpa menunggu tikus berkembangbiak hingga populasinya tak terkendali lagi.

    Sebenarnya secara alami, populasi hama juga akan terkendali oleh predator. Di kota-kota besar Indonesia, populasi tikus got pernah meledak tak terkendali pada dekade 1980 – 1990. Kucing takut menghadapi tikus got yang bertubuh sangat besar. Pesatnya pertumbuhan kota, juga merusak sungai dan rawa-rawa habitat biawak. Beda dengan ular, tampaknya biawak bisa beradaptasi hidup di got dan memangsa tikus. Dekade 2010, populasi tikus got menyusut karena dimakan biawak. Jadi tak perlulah percaya pada hoax bintaro pengusir tikus. # # #

    Artikel pernah dimuat di Kontan Pagi
    Foto F. Rahardi

    About

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *