• GANDASULI DAN GANDASULI HUTAN

    by  • 24/10/2023 • Buah, Sayur, Tanaman Hias, PERTANIAN • 0 Comments

    Di tepi Jalan Cilikan, Dusun Kledokan, Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, DIY; gandasuli itu tumbuh liar di sepanjang tebing saluran air. Daun dan rumpun tanaman mirip lengkuas, kuntum bunganya putih, harum dan edible.

    Gandasuli banyak dijumpai di kawasan pegunungan, terutama di tepi saluran air, dengan elevasi 700 – 1.200 meter dpl. Nama daerahnya gandasuli, gondasuli, dugahuli, andasoli, kembang laras, manasuli, donsuli, mandasuli, dagasuli, dagahuli, tepus tanah. Dalam Bahasa Inggris disebut white ginger lily. Nama botaninya Hedychium coronarium. Hanya sebagian kecil masyarakat yang tahu bahwa tumbuhan itu bernama gandasuli. Dan lebih sedikit lagi yang tahu bahwa gandasuli penghasil minyak asiri dari bunga, daun dan rimpangnya. Minyak hasil ekstraksi bunga gandasuli disebut White Ginger Lily Absolute Oil.

    Di tingkat konsumen di pasar digital, kisaran harga Ginger Lily Absolute Oil kemasan 100 mililiter 33 dolar AS (Rp 495.000). Selain gandasuli, ada juga tumbuhan sejenis dengan mahkota bunga lebih ramping, warna agak kekuningan dengan tangkai putik panjang warna oranye. Masyarakat menyebutnya gandasuli hutan, gandasuli kuning, spiked ginger lily, Hedychium spicatum. Disebut gandasuli hutan, karena masih genus Hedychium sama dengan gandasuli, tetapi tumbuhnya di hutan dengan elevasi 1.200 sampai 2.000 meter dpl. Gandasuli hutan mudah menyebar di kawasan hutan lewat bijinya yang dimakan burung, musang dan monyet.

    Gandasuli hutan lebih banyak dimanfaatkan rimpangnya untuk disuling. Minyak hasil destilasi rimpang gandasuli hutan disebut Spiked Ginger Lily Essential Oil. Harga minyak rimpang gandasuli hutan kemasan 100 mililiter di pasar digital sekitar 6 dolar AS (Rp 90.000). Minyak bunga gandasuli lebih banyak untuk parfum. Sedangkan minyak rimpang gandasuli hutan untuk parfum, essens dan industri farmasi. Di India, China dan Indochina, gandasuli dan gandasuli hutan dibudidayakan untuk diambil minyaknya. Selain itu rimpang gandasuli dan gandasuli hutan juga ditepungkan untuk bahan obat tradisional maupun modern.

    Beda dengan di India, China dan Indochina, di Indonesia gandasuli hanya tumbuh liar di tepi parit dan lahan nganggur kawasan pegunungan; sedangkan gandasuli hutan tumbuh liar di dalam hutan. Jangankan gandasuli dan gandasuli hutan yang memang bukan tumbuhan asli Indonesia. Nilam, patchouli, Pogostemon cablin; akar wangi, vetiver, Chrysopogon zizanioides; dua tumbuhan penghasil minyak asiri asli Indonesia; sekarang juga sudah banyak yang tidak mengenalnya. Sereh wangi yang dulu dipanen daunnya untuk disuling, sekarang dijual sebagai sereh dapur karena “batangnya’ yang gendut tetapi tak ada aromanya.

    Bunga Nasional Kuba

    Gandasuli dan gandasuli hutan masuk genus Hedychium, suku jahe-jahean Zingiberaceae. Genus ini terdiri dari 101 spesies, sebagian besar berhabitat asli daratan Asia, satu spesies Hedychium peregrinum dari Madagaskar. Dari 101 spesies itu, 10 di antaranya asli Indonesia: Hedychium intermedium, Hedychium hasseltii, Hedychium horsfieldii (Jawa); Hedychium roxburghii (Jawa, Bali, NTB, NTT, Maluku Tenggara); Hedychium borneense, Hedychium lineare, Hedychium muluense (Kalimantan); Hedychium cylindricum (Sumatera dan Kalimantan); Hedychium erythrostemon (Sulawesi); Hedychium tenellum (Maluku Tengah dan Utara).

    Dari 101 spesies genus Hedychium itu, hanya dua spesies bernilai ekonomis penting, yakni gandasuli dan gandasuli hutan. Dua spesies ini justru berasal dari daratan Asia, tetapi sudah tumbuh liar di kawasan pegunungan di Indonesia. Gandasuli berhabitat asli India, Nepal, Myanmar, Thailand, Vietnam, China dan Taiwan. Gandasuli hutan dari India, Nepal, Tibet, Myanmar, Thailand dan China. Tak diketahui persis kapan dan dengan cara bagaimana dua spesies Hedychium ini masuk ke Indonesia. Karena pentingnya komoditas ini untuk ritual keagamaan, diduga gandasuli dan gandasuli hutan sudah ditanam di sekitar candi sejak zaman Hindu.

    Sejalan dengan surutnya kebudayaan Hindu, gandasuli dan gandasuli hutan dilupakan, hingga di Pulau Jawa jadi tumbuhan liar. Bahkan masyarakat Bali yang masih menganut Hindu pun, ikut melupakan gandasuli dan gandasuli hutan. Di Bali gandasuli disebut manasuli atau mandasuli, jarang tampak dibudidayakan bahkan di sekitar pura sekalipun. Bunga sesaji juga tak menggunakan gandasuli. Dilupakannya gandasuli di Bali tak mengherankan sebab buah maja, Aegle marmelos yang di India masih dikeramatkan sampai sekarang, di Bali juga nyaris tak dikenal. Buah maja yang disebut-sebut dalam Kitab Pararaton dan Wijaya Krama terkait nama Majapahit, malahan dikenal sebagai bahan minuman di NTT.

    Yang aneh, gandasuli justru menjadi bunga nasional Kuba, sebuah negara pulau di Laut Karibia, Amerika Tengah. Ceritanya, tanggal 3 Agustus 1492 Kristoforus Kolumbus berlayar ke barat dari Spanyol dan sampai Kepulauan Bahama pada 12 Oktober 1492. Sejak itu Bangsa Spanyol membuat koloni di Kuba sambil membawa berbagai tanaman Eropa, termasuk bunga gandasuli. Bunga ini sudah sejak lama diintroduksi ke Eropa secara estafet hingga sampai Spanyol. Di Kuba, gandasuli menjadi sangat invasif hingga tumbuh liar di mana-mana. Para perempuan Indian maupun Spanyol, sering menyematkan bunga gandasuli yang harum itu di rambut mereka.

    Dalam Revolusi Kuba 1953 – 1959, kuntum bunga gandasuli yang tersemat di rambut perempuan Kuba, dijadikan sarana untuk menyampaikan pesan rahasia, agar tak diketahui oleh musuh. Ketika Kaum Ravolusioner Kuba di bawah pimpinan Fidel Castro menang dan membentuk pemerintahan, gandasuli dijadikan sebagai bunga nasional sampai sekarang. Hingga nun di Kuba yang jauh di Amerika Tengah sana, bunga asli India itu memperoleh kehormatan besar dibanding di Indonesia. Meskipun melati putih, Jasminum sambac, salah satu bunga nasional kita juga berasal dari India. # # #

    Artikel pernah dimuat di Tabloid Kontan
    Foto F. Rahardi

    About

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *